Rabu, 26 Oktober 2011

Deconvolution (dekonvolusi)

Data seismik yang didapat dari hasil akusisi di lapangan merupakan data yang harus diolah terlebih dahulu untuk dapat menghasilkan penampang bawah permukaan yang baik. Dekonvolusi merupakan salah satu tahapan dari pengolahan data seismik. Menurut referensi yang ada dibuku, dekonvolusi dapat meningkatkan resolusi "temporal" atau dapat disebut juga resolusi vertikal. pada intinya, segala apapun yang merupakan hasil pencitraan yang diproses secara digital tidak lepas dari hal resolusi. Untuk penjelasan mengenai resolusi akan dipisahkan pada bahasan yang lain secara khusus. Jadi, pengertian peningkatan resolusi secara temporal adalah seberapa maksimal suatu penampang data seismik dapat memisahkan lapisan-lapisan yang ada dibawah permukaan bumi. Mengapa resolusi itu menjadi penting ? bayangkan jika resolusi penampang seismik yang dihasilkan kurang optimal maka akan mengakibatkan salah interpretasi, misalnya penampang sesimik yang dihasilkan memilki frekuensi yang rendah dari lapisan yang sesungguhnya ( walaupun semua ilmu sesungguhnya tidak mutlak benar, namun mendekati sesuatu dengan sebuah teori), apabila data seismik yang resolusinya kurang tersebut dijadikan dasar untuk tahap selanjutnya dari seluruh tahapan eksplorasi maka dapat sangat merugikan perusahaan minyak yang menggunakan penampang tersebut.


secara teori dekonvolusi itu adalah membalikan proses konvolusi. Dimana dalam ilmu seismologi data sesismik yang didapat dari hasil perekaman merupakan hasil konvolusi dari wavelet dengan koefisien refleksi (RC). jika dituliskan dalam persamaan matematika sebagai berikut :



A * B = C (tanda bintang dibaca konvolusi)
jika A= [2,3,4,5,6]
dan B= [1,2,3,4,5]


maka perhitungan nya sbg berikut:
2 3 4 5 6
5 4 3 2 1 = 2 x 1 = 2
5 4 3 2 1 =(2 x 2)+(3 x 1)=7
5 4 3 2 1 =(2 x 3)+(3 x 2)+(4 x 1)=16
5 4 3 2 1 =(2 x 4)+(3 x 3)+(4 x 2)+(5 x 1)=30
5 4 3 2 1 =(2 x 5)+(3 x 4)+(4 x 3)+(5 x 2)+(1 x 6)=50
5 4 3 2 1 =(3 x 5)+(4 x 4)+(5 x 3)+(6 x 2)=58
5 4 3 2 1 =(4 x 5)+(5 x 4)+(6 x 3)=58
5 4 3 2 1 =(5 x 5)+(6 x 4)=49
5 4 3 2 1 =(6 x 5)=30


jadi hasil dari C adalah [ 2 7 16 30 50 58 58 49 30 ]


begitulah pengertian konvolusi secara matematis. Jadi jika kita terapakan dalam seismik, kita menganggap A merupakan wavelet (sumber gelombang) dan B merupakan koefisien refleksi (RC), dan C adalah hasil konvolusi nya yang berupa trace seismik yang akan kita olah. sehingga dengan melakukan dekonvolusi berarti kita ingin membalikan proses konvolusi, dimana tujuannya adalah kita ingin mendapatkan koefisien refleksinya. kita mengharapkan dengan mendapatkan RC kita dapat mendefinisikan lapisan di bawah permukaan dengan baik. Bagaimana caranya ? kita lakukkan konvolusi antara data seismik yang kita miliki dengan sebuah filter yang kita rancang. agar lebih mudah mari kita lihat diagram alur dari dekonvolusi yang dimodifiskasi oleh Yilmaz.






sebelum kita membahas diagram alur dari dekonvolusi, hal yang sangat perlu disimpan dikepala kita adalah " dekonvolusi adalah upaya untuk memodelkan suatu wavelet (sumber gelombang). Dengan mengetahui bentuk wavelet-nya kita akan dapat mudah mendapatkan RC-nya yang tidak lain adalah representasi dari lapisan yang ada di bawah permukaan bumi.

sebagai tambahan informasi untuk lebih jelas mendapatkan informasi mengenai dunia sesismik dapat langsung mengakses sumber.

sumber :



0 komentar:

Posting Komentar

please coment, thanks.

 

Sponsor

Info Bussiness

Science Bisnis Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template